Selasa, 06 Januari 2009

ROL News - Gaza, Perang, Pemilu, HAM, Nurani

Hallo nuranimu, teman anda Nuranimu mengirimkan artikel berikut dari Republika Online

Gaza, Perang, Pemilu, HAM, Nurani

By Republika Contributor
Sabtu, 03 Januari 2009 pukul 01:47:00

JAKARTA -- Serangan pesawat-pesawat tempur Israel Jum'at (2/1) masih terus berlanjut di Gaza, sedangkan para pejuang Palestina menembakkan roket-roketnya ke Ashkelon, pelabuhan laut negara Yahudi itu.Sementara itu, di banyak ibukota negara, termasuk Jakarta, aksi demo yang diikuti ribuan orang melimpah untuk mengutuk dan menuntut serangan yang dianggap PBB tidak sepadan itu segera dihentikan.

Laporan-laporan kantor berita internasional menunjukkan, hari itu militer negara zionis tersebut menjatuhkan bom ke puluhan target, menewaskan penduduk sipil Palestina, menjadikan jumlah korban serangan yang dimulai sejak Sabtu itu mencapai 414 orang, dan ribuan lainnya cedera.Angan-angan, gagasan, dan harapan masyarakat internasional atas segera dicapainya gencatan senjata, untuk menghentikan serangan-serangan di luar batas kemanusiaan itu, tak terwujud, karena para petinggi Tel Aviv justru terus melemparkan ancaman serangan.

Di antara tempat yang dijadikan sasaran serangan udara Israel termasuk kendaraan yang digunakan untuk mengangkut rudal anti-pesawat terbang Palestina, peluncur-peluncur roket, terowongan yang dicurigai digunakan untuk penyelundupan senjata.Pada hari sebelumnya, mereka membomi kompleks pusat pemerintahan Hamas, kementerian kehakiman, gedung parlemen, terowongan-terowongan, gudang senjata dan bahkan mesjid, yang mereka tuduh sebagai "sarang teroris".

Perdana Menteri Israel Ehud Olmert bahkan telah menyiagakan ribuan tentaranya untuk melakukan serangan darat, dengan dukungan serangan udara. Tank-tank dan senjata berat mereka telah disiagakan mengepung Gaza dan tinggal menunggu perintah.

Seorang tokoh terkemuka Hamas, Kamis (1/1), tewas. Hal itu dianggap pukulan terbesar dalam kepimpinan kelompok tersebut. Serangan itu terjadi pada saat lusinan serangan udara terhadap Gaza pada hari keenam menewaskan sedikitnya 420 orang.

Dilaporkan, pesawat-pesawat tempur Israel dan angkatan lautnya melakukan lebih dari 50 serangan baru terhadap Gaza.
Dua jet tempur Israel menembakkan rudal ke rumah Nizar Rayan, di kamp pengungsi Jabaliya, menewaskan pimpinan parlemen garis-keras itu dan empat isterinya. Sepuluh anaknya dan dua orang tetangganya dilaporkan juga tewas.

Rayan adalah tokoh paling senior yang tewas dalam serangan Israel, sejak Abdel Aziz al-Rantissi juga dibunuh tentara zionis pada 2004. Dialah ulama dan pemimpin politik garis keras Hamas yang menyerukan dibangkitkannya kembali serangan-serangan bom bunuh diri terhadap Israel.

Korban Sipil
Berdasarkan laporan PBB, dari jumlah korban sekarang, 25 persennya adalah penduduk sipil. Mereka adalah orang-orang tidak bersalah, perempuan, dan anak-anak.Para pengamat menyatakan khawatir pemimpin Israel melakukan serangan membabibuta atas wilayah Arab yang direbutnya pada Perang 1967, demi persaingan kekuasaan untuk merebut kursi perdana menteri pada pemilu 10 Februari.

Survei-survei menurut mereka menunjukkan, ada indikasi bahwa serangan-serangan itu dilakukan untuk menggenjot dukungan untuk calon berhaluan tengah, Menhan Ehud Barak dan Menlu Tzipi Livni, untuk menghadapi pesaing terdepan, Benyamin Netanyahu, dari sayap kanan Partai Likud. Dengan enteng, Livni seusai berunding dengan Presiden Prancis Nicolas Sarkozy mengatakan, operasi militer yang mereka lakukan tidak ada perubahan.

Dia bahkan mengatakan "tidak ada krisis kemanusiaan di Jalur Gaza, dan Israel mengizinkan lalulintas obat-obatan, pangan serta pasokan-pasokan lain ke Gaza."Padahal, laporan-laporan badan bantuan internasional menyatakan, krisis kemanusiaan telah melanda rakyat Palestina. Mereka membutuhkan bantuan obat-obatan, pangan, dan lain-lain yang diperlukan 1,5 juta penduduk Gaza, yang diblokade Israel sejak enam bulan lalu.

Ratusan rumah, menurut badan-badan bantuan, telah dihancurkan dan PBB mengatakan, sekitar 25 persen korban tewas adalah penduduk sipil. Pasokan makanan, bahan bakar, dan obat-obatan sepenuhnya terkendala, kata badan-badan bantuan internasional.

Kontradiktif
Berkali-kali pemimpin Israel mengeluarkan pernyataan yang kontradiktif. PM Olmert misalnya, mengatakan bahwa Israel "tidak tertarik untuk melakukan perang lebih lama" namun dia juga mengatakan bahwa "kami akan menghadapi Hamas dan teror dengan tangan besi."

Sebaliknya, Menlu Livni dalam pembicaraan dengan Presiden Nicolas Sarkozy, di Paris, menolak usulan Prancis untuk gencatan senjata selama 48 jam, yang sebenarnya diperuntukkan bagi upaya-upaya bantuan kemanusiaan. Di PBB, Libya, juga menyodorkan draf resolusi Liga Arab kepada Dewan Keamanan, yang menyerukan segera dilakukannya gencatan senjata. Namun AS dan Inggris segera mencegatnya.

Dalam wawancara dengan televisi Israel, Livni juga menegaskan, Israel akan terus melanjutkan serangan-serangannya terhadap Hamas di Jalur Gaza, sampai kelompok tersebut terkuras tenaganya dan para pejuang Palestina itu tak lagi menembakkan roket-roketnya ke wilayah Israel.

Dia juga menyatakan, Israel tidak akan menunggu Hamas menyerah, dan masih banyak target yang akan dihantam. Sebaliknya, tokoh-tokoh Hamas berikrar tidak akan mundur sejengkalpun untuk mempertahankan tanah airnya.
Mereka akan melindungi bangsanya sampai titik darah penghabisan.

Dengan jelas, Israel tidak menghendaki gencatan senjata. Ini adalah pelanggaran hak asasi manusia paling mendasar. Tapi, para pendekar HAM baik organisasi, pakar, maupun negara yang selama ini mengaku pembela HAM tak banyak bersuara. Upaya gencatan senjata bahkan tampaknya akan menemui kesulitan.antara/kp

Kunjungi artikel ini di sini

0 komentar: